animasi  bergerak gif

Senin, 15 Oktober 2012

My Story 1 "Long Distance Relationship"


Lusy, ya begitulah sapaan akrab teman-teman ku. Aku adalah seorang gadis berumur 16 tahun yang sedang duduk dibangku kels XI di salah satu SMA Negeri di Surabaya.
Sebelumnya, aku adalah anak pindahan. Pindah karena keinginan orang tua. Pindah dengan meninggalkan banyak kenangan dan orang-orang yang kusayangi. Terutama Reva, ya dialah pacarku. Kami sudah menjalin hubungan sejak duduk di bangku kelas VIII SMP. 
Hubungan kami begitu sangat indah, apalagi pada awal-awal kami berpisah. Kami semakin dapat mengerti satu sama lain, saling menyayangi, dan yang terpenting kami saling PERCAYA, walaupun jelas jarak terbantang memisahkan kami.
Sosok Reva yang sangat mengayomi, membuat aku merasa menjadi seorang wanita yang sangat beruntung di dunia ini. Tahun demi tahun berlalu begitu indah, kenangan kami disetiap detiknya pun berlalu dengan sangat indah, kami berdua sangat menikmati disetiap bagian-bagian kebersamaan kami. Merasa dunia ini tak kan pernah berakhir.
Menjadi suatu kewajiban untuk mengatakan "Aku sayang Kamu; Love you; Gak kan ada yang bisa pisahkan kita" disetiap kami mulai membuka mata hingga menutup mata ini kembali. Aku merasa telah menemukan sosok yang tepat untuk melabuhkan jiwa ini, setelah sekian lama aku menantikan sosok yang dapat memberikan warna disetiap detik hidupku. Dan dialah Reva. Seakan-akan Tuhan telah menjawab doaku selama ini, dengan mengirimkan Reva menjadi bagian dari hidupku.
Banyak orang mengatakan, bahwa hubungan jarak jauh itu sangat sulit untuk dijalani. Pada awalnya sih memang iya, tapi ternyata hanya butuh waktu aja untuk bisa menerima keadaan.

Pada suatu hari, akhirnya setelah 6 bulan aku tak bertemu dengannya sejak awal aku pindah, akupun pulang dan menemuinya. Rasanya campur aduk ketika aku bertemu dengannya pertama kali sejak 6 bulan terakhir. Aku tak pernah melihat senyumnya begitu merekah. Tak pernah kulihat senyumannya yang begitu indah itu selama kita dekat. Bahagia rasanya pada hari itu.
Pada hari itu pun kita memutuskan untuk pergi jalan-jalan ke sebuah tempat yang mungkin cocok untuk dapat mengungkapkan kerinduan kita. Kita pergi ke pantai. Suasana sore itu sangat bersahabat. Aku mulai memberanikan diri untuk memulai pembicaraan. Berbicara, ya berbicara. Berbicara dengan menanyakan sesuatu yang tak penting, berbicara tentang sesuatu yang tak jelas, berbicara apapun itu yang membuat kami senang. Tak terasa waktu begitu cepat, seakan ia tak ingin melihat kebersamaan kami.
Keesokan harinya aku pun memutuskan untuk kembali ke Surabaya. Bagian yang paling tak kusukai. Saat melihat matanya, aku tahu dia sedang menahan air matanya. Akan tetapi ia tetep berusaha tersenyum.
Kebersamaan kami benar-benar membuat aku sangat bahagia. Dia yang begitu sayang, begitu yakin padaku, dan begitu sangat perhatian padaku membuat aku mulai membatasi gerak ku. Rasanya aku selalu ingin menemaninya, selalu ingin tahu kabar darinya, dan apapun tentangnya. Ya begitulah hubungan kami. Berjalan dengan tanpa terasa telah mengijak tahun ke-2. Tahun-tahun itu merupakan tahun-tahun terindah dalam hubungan kami.

Akan tetapi, semua itu seakan sirna begitu saja. Bak pasir yang dihantam gelombang. Semua itu berubah begitu cepat, saat hubungan kami berumur 30 bulan atau 2,5 tahun.
Krisis kepercayaan mulai melanda hubungan kami, Reva selalu menyalahkan ku dengan kesalahan yang tak aku perbuat saat ini. Dia selalu mengungkit kesalahanku yang pernah kuperbuat kepadanya dulu. Entah apa yang membuatnya berubah. Dia mulai menuntut ini itu. Melarangku mengikuti kegiatan disekolah, melarangku sibuk, dan harus selalu menemaninya. 
Aku mencoba menuruti semua kemauannya, tapi ternyata aku sendiri pun merasa semakin tak menemukan dan mengenal diriku yang sebenarnya. Aku berubah karena keinginannya.
Tak tahan dengan sikapnya yang terlalu berlebihan, membuat ku mulai tak mencintainya lagi.
Akan  tetapi aku berusaha untuk tetap terus bertahan. Bertahan bukan karena CINTA, melainkan PASRAH akan keadaan. Yang kurasakan saat ini hanyalah HAMPA dan keBINGUNGan. Berpikir untuk terus mencari cara mengembalikan semua keadaan menjadi seperti saat-saat pertama dulu. Tapi tak 1 pun cara yang dapat mengalahkan pendiriannya. EGOIS dan MERASA MEMILIKI KU lah yang membuatnya merasa harus terus menjagaku. Harus bersikap OVER PROTECTIVE dan juga POSSESIVE. Sadarkah dia, dengan sikapnya yang seperti ini, bukan membuat ku makin CINTA, tapi membuat ku malah makin JENUH dengan hubungan ini???

TO BE CONTINUE.................................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar